Tentang Daniel Prasatyo

Daniel Prasatyo lahir di Yogyakarta, tumbuh di Cirebon, mendewasa di Hanoi, dan kini tengah menikmati kehidupannya di Bali.

Kecintaannya pada membaca membuatnya tidak bisa lepas dari buku dan membangkitkan ketertarikannya pada bahasa. Ia pun mulai mempelajari bahasa Inggris dan Jepang pada usia sepuluh tahun, kemudian bahasa Vietnam ketika bekerja di KBRI Hanoi, lalu bahasa Mandarin dan bahasa Prancis. Meskipun demikian, ia hanya percaya diri dalam dua bahasa saja: Indonesia dan Inggris.

Perubahan drastis keadaan ekonomi keluarganya berdampak besar pada kepribadian dan perilakunya. Sebelumnya, ia hanya bisa memandang dunia dari pucuk menara gading – kini, meski ia pun menyadari masih memiliki sejumlah privilese, ia sudah lebih mampu memanusiakan manusia, sambil terus memperbaiki diri.

Satu dari sekian banyak hal yang disyukurinya dari jatuhnya ekonomi keluarganya adalah ia bisa menemukan renjananya: mengajar. Ternyata, mengajar membuatnya terus belajar. Apalagi karena ayahnya pernah berpesan, “Di atas langit masih ada langit. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu, pasti ada orang lain yang bisa melakukannya lebih baik daripadamu.”

Dan dalam perjalanan hidupnya, ia bisa menggabungkan kecintaannya pada bahasa dengan renjananya mengajar: mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing.

Saat ini, Daniel tengah berupaya mewujudkan cita-cita terbesarnya.

Ubud, 4 September, 2022